Wayang merupakan suatu pertunjukkan yang diperankan (lakon) sesuai dengan sifat dan watak (gambaran) cerminan bayang-bayang perilaku manusia dan digerakkan (dimainkan/dihidupkan) oleh sang dalang diiringi penabuh gamelan khas daerah masing-masing dengan beberapa sinden (wiranggana / alok). Sebagai inovasi jaman para wali songo dalam rangkaian penyebaran agama Islam, wayang disinergikan Sunan Kudus. Dengan sumber cerita lokal maupun inspirasi sendiri yang sarat dengan wejangan-wejangan ajaran Islam dpertontonkan siang atau malam hari. Dalam kurun waktu tahun 1583 sang Sunan membuat lebih dari 70 buah kayu untuk memodifikasi wayang. Namun demikian wayang kulit tetap menjadi favorit masyarakat Jawa Tengah karena telah lebih dulu lahir pu dengan wayang versi lainnya.
Cikal bakal hadirnya Wayang Golek ke budaya sunda atas prakarsa para santri yang berguru kepada Sunan Kudus dan dibawa ke Cirebon sebagai titik awal perkembangan dakwah melalui seni. Pertunjukkan mulai digelar Panembahan Ratu, cicit dari Sunan Kudus sendiri di wilayah Kesultanan Cirebon sekira tahun 1540-1662 hingga kekuasaan Pangeran Girilaya. Para dalang-dalang pun mulai menggunakan bahasa sunda sebagai sarana penyampaian lakon cerita yang semula menggunakan bahasa jawa.
Adalah Wiranata Koesoemah III (Bupati Bandung ke-6) pecinta seni wayang mengutus pengrajin wayang kulit Ki Darman (pegiat wayang kulit Tegal) di daerah Cibiru, Ujungberung, Bandung untuk membuat bentuk wayang golek yang lebih menarik dengan bentuk kepala / rupa yang benar-benar menyerupai manusia. Hingga lahirlah bentuk Wayang Golek Sunda seperti yang kita lihat sekarang. Dan kisah Purwa (Mahabharata Ramayana) mulai berkembang pesat di Jawa Barat.
Sebagai tolok ukur kekayaan budaya bernilai tinggi yang mampu menggabungkan berbagai macam kesenian seperti seni sastra, seni musik, dan seni rupa. Seni sastra dari pupuh yang diucapkan oleh sang dalang, seni musik dari lantunan berbagai nama alat musik tradisional, dan seni rupa dari visualisasi wayang golek khas budaya sunda berpadu dengan unsur estetika dan pesan moral yang terkandung di dalam setiap pertunjukannya. Bahkan kemajuan teknologi pun merupakan hal yang paling utama dalam setiap pertunjukkan, dari mulai sound system, lighting, hingga latar panggung menjadi faktor penentu kesuksesan setiap pagelaran wayang golek.
0 Komentar